Rabu, 15 Maret 2017

TUGAS ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

SOAL :
Carilah informasi tentang apa itu induktansi bersama,induktansi diri, rangkaian tuner/penala,macam2 trafo(frek. Rendah,menengah,tinggi)

JAWABAN :
1.       INDUKTANSI DIRI (GGL Induksi Pada Kumparan)
        Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan. Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju  perubahan arus yang dirumuskan 


        dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
        Induktansi diri secara umum sendiri dapat terbagi 2,yaitu induktansi pada Solenoida dan Toroida.

a.       SOLENOIDA
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder. Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan sumbu.



Gambar 1.a. Solenoida

b.      TOROIDA
Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Induktor adalah sebuah kumparan yang memiliki induktansi diri L yang signifikan. 

Gambar 1.b. Toroida

Jadi dapat disimpulkan bahwa antara Solenoida dan Toroida merupakan sama. Perbedaannya hanyalah Toroida adalah bentukan dari Solenoida yang dilengkungkan sehingga bentuk fisiknya menyerupai lingkaran.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 4 pada induksi elektromagnetik. Medan magnet di dalam solenoida adalah:

Dengan:

L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)


2.      INDUKTANSI BERSAMA

Gambar 2.a. Dua kumparan yang saling berdekatan

Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu :


Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan hubungan antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua kumparan tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah pada jantung pasien merupakan salah satu contoh alat yang menerapkan induktansi bersama.



3.       RANGKAIAN TUNER / PENALA
        Rangkaian Tuner  FM adalah rangkaian elektronika berupa receiver / penerima radio yang beroperasi di jalur FM. Mendengarkan siaran radio FM, baik mendengarkan sajian lagu atau berita, memiliki nuansa tersendiri. Tidak kalah asyiknya dibanding melihat tayangan di televisi. Mendengarkan siaran radio FM bisa dijadikan sebagai sarana hiburan dan mendapatkan informasi.
        Tuner, atau Penala berfungsi untuk memilih kanal / stasiun dengan cara merubah gelombang radio yang diterima antena menjadi signal IF (Intermediate Frequency). Didalam Tuner terdapat 3 rangkaian utama, yaitu : 
(1) Penguat frekuensi tinggi / Penguat RF (RF Amplifier) 
(2) Pencampur (Mixer) 
(3) Osilator lokal (Local Oscillator).

Penguat Frekuensi Radio (Penguat RF) 
        Penguat  frekuensi tinggi, seperti namanya, berguna untuk menguatkan sinyal frekuensi radio yang diterima oleh antena. Penguat RF ini harus memiliki karakteristik penguatan yang merata pada seluruh bidang frekuensi dan memiliki perbedaan penguatan antar kanal yang sekecil mungkin. Karena rasio S/N (perbandingan sinyal terhadap noise) ditentukan oleh penguat RF ini, maka penguat RF harus memiliki penguatan (gain) yang cukup besar, tetapi juga harus tetap menghasilkan distorsi yang kecil jika ternyata gelombang yang diterima sudah cukup besar, untuk itulah maka ditambahkan rangkaian kontrol penguatan otomatis (AGC / Automatic Gain Control)yang diumpan-balik kan pada rangkaian RF ini.

Pencampur (Mixer)
        Fungsi mixer adalah mencampur gelombang radio yang diterima antena yang telah dikuatkan oleh Penguat RF dengan keluaran osilator lokal sehingga diperoleh signal IF(intermediate frequency) yang merupakan selisih dari kedua frekuensi yang dicampur tersebut. Frekuensi pembawa sinyal yang dikeluarkan rangkaian mixer ini adalah dibuat tetap sebesar 38,9 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa gambar yang didalamnya juga terdapat sinyal singkronisasi dan frekuensi sebesar 33,4 Mhz yang merupakan frekuensi pembawa suara.

Osilator Lokal (Local Oscillator) 
        Fungsi osilator lokal adalah membangkitkan frekuensi yang nantinya dicampur dengan frekuensi yang diterima antena sehingga didapat frekuensi IF, frekuensi osilator lokal dapat diubah-ubah sesuai dengan kanal / saluran yang dipilih.Osilator lokal harus sangat stabil, karena jika osilator lokal mudah tergeser maka gambar dan suara tidak dapat direproduksi dengan sempurna. Untuk mendapatkan ke-stabilan ini maka ditambahkan rangkaian kontrol AFT (Automatic Frequency Tuning) atau AFC (Automatic Frequency Control) yang berguna untuk mendeteksi penggeseran frekuensi pembawa sinya IF gambar yang kemudian di umpan-balikkan ke osilator lokal, sehingga osilator lokal di-stabilkan oleh tegangan umpan-balik tersebut (tegangan AFT / AFC).
       

4.       MACAM-MACAM TRAFO BERDASARKAN FREKUENSI
a.       TRAFO FREKUENSI RENDAH
                 Trafo frekuensi rendah merupakan trafo yang bekerja pada frekuensi audio (20Hz – 20kHz) dan frekuensi diatasnya selama masih dalam cangkupan frekuensi rendah. Ciri-ciri trafo yang bekerja pada frekuensi rendah biasanya menggunakan inti besi lunak, terutama untuk range frekuensi radio.

Gambar 4.a. Trafo Frekuensi Rendah

b.      TRAFO FREKUENSI MENENGAH
                Trafo frekuensi menengah disebut juga dengan trafo IF (Intermediate Frequency). Sesuai dengan namanya trafo jenis ini berfungsi bekerja pada frekuensi menengah. Untuk kegunaannya, trafo IF banyak dipakai pada radio-radio penerima AM/FM. Pada trafo IF sudah terdapat lilitan primer dan sekunder yang diparalel dengan sebuah kapasitor khusus untuk keperluan frekuensi menengah sehingga menjadi rangkain resonansi L-C.
                Frekuensi IF sudah ada standarisasinya, yang mana untuk keperluan AM (Amplitudo Modulation) frekuensi menengah yang digunakan adalah 455kHz, sedangkan untuk keperluan FM (Frequency Modulation) frekuensi menengah yang digunakan adalah 10,7 MHz

Gambar 4.b. Trafo Frekuensi Menengah (Intermediate Frequency)

c.       TRAFO FREKUENSI TINGGI
                Trafo jenis ini bekerja pada frekuensi tinggi yang banyak dipakai untuk keperluan pembangkitan frekuensi (osilator), lilitan resonansi, dan flyback pada rangkaian TV tabung. Trafo frekuensi tinggi digunakan untuk osilator disebut juga dengan spul oscillator. Lilitan osilator yang lazim digunakan terdapat 2 jenis yaitu Osilator Hartly dan Osilator Colpitts

Gambar 4.c. Trafo Switching sebagai salah satu Trafo Frekuensi Tinggi