A. LANDASAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
Penduduk adalah orang atau orang-orang
yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan
tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi
empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara,
dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk
pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain.
Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan
akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain.
Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam
rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
B. PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN
LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Pertumbuhan penduduk yang terjadi di indonesia yang terus
bertambah tiap tahunnya tanpa adanya penanganaan dari pemerintah telah
menyebabkan beberapa dampak yang menghawatirkan karena minimnya lingkungan
hidup yang dapat ada hasil yang terjadi akibat dari hal tersebut muculnya
pemukiman pemukiman liar yang ada dimana mana seperti pada gambar berikut ini.
Dampak lingkungan tempat tinggal liar seperti ini hanya
akan menyebabkan rusaknya lingkungan hidup di sekitarnya yang menyebakan
tumbuhnya wabah penyakit.
Dengan kepadatan penduduk DKI Jakarta tertinggi
dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia,dimanatahun 2012 kepadatan
penduduk di provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 14.996 jiwa per
Km2 apabila dibandingkan tahun 2011 yaitu 14.739 jiwa per Km2maka
terjadi peningkatan rata-rata sebesar 257jiwa per Km2,maka air merupakan salah
satu kebutuhan yang cukup vital dalam kehidupan setiap makhluk hidup termasuk
manusia/penduduk. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan meningkatnya aktivitas
serta derajat kehidupan di DKI Jakarta harus diikuti oleh pemenuhan kebutuhan
terhadap air bersih.Kegunaan air bersih bagi manusia dan sebagian besar
penduduk terutama untuk kepentingan rumah tangga, industri, pertanian dan
lainnya. Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane adalah sungai yang mengalir di DKI
Jakarta, bersama 11 sungai lainnya.Sebagian dari 13 sungai tersebut diolah oleh
PDAM untuk dialirkan ke rumah tangga, perusahaan dan tempat-tempat umum
lainnya.Sumber air dan badan-badan air di DKI Jakarta dinilai telah tercemar
untuk kebutuhan air bersih dan kontinuitasnya juga kurang terjamin. Pada musim
kemarau debit air yang mengalir terlalu kecil bahkan cenderung kotor. Sedangkan
pada musim hujan, air melimpah sering tidak tertampung dan mengakibatkan pipa
saluran air bersih pecah dan bocor, sehingga menimbulkan banjir.
Dampak lingkungan yang terjadi dalam hal ini tidak jauh
karena factor ekonomi yang sangat memprihatinkan karena banyaknya pengangguran
yang ada di Indonesia serta mahalnya harga sebuah tempat bagi mereka yang tidak
mampu serta dari pola piker kebanyakan orang yang tidak tinggal di pinggiran
sungai ini tidak pernah memikirkan biaya serta kebutuhan mereka sebagai manusia
dengan hidup dengan berpedoman KB (Keluarga Berencana) yang hanya memiliki 2
anak, mereka hanya memikirkan tentang kehidupan mereka sendiri tanpa melihat
dampak yang akan terus berkelanjutan apabila kebanyakan penduduk terus seperti
ini.
Berdasarkan tabel ini pertumbuhan penduduk
dari tiap tahun terus bertambah dan hanya memliki penurunan sedikit dari hasil
yang terus seperti ini hanya akan menimbulkan dampak lingkungan dan pemukiman
yang semakin tidak terkontrol, seharusnya dari pemerintahan sesegera melakukan
penertiban lingkungan dengan cara yang sangat efektif dan hal ini sudah
dilakukan di banyak negara seperti cina yang mealokasikan sebuah tempat tinggal
sebuah rumah susun (Rusun) karena metode ini merupakan metode yang paling
efektif untuk menyusun sebuah tata letak sebuah pemukiman yang lebih baik
dibandingkan tempat tinggal yang tidak karuan yang berada di pinggiran sungai
yang sangat berbahaya apabila rumah-rumah tersebut rubuh karena faktor cuaca
angin atau sebuah gempa yang sedang melanda.
C.
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN TINGKAT PENDIDIKAN
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di
suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.
Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah
perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.
Selain merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga
merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih
menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan
pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama.
Di negara-negara yang anggaran pendidikannya paling
rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya
persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida pada
penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara guru
yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang. Akibatnya,
banyak negara yang sebelumnya mengarahkan perhatian terhadap pendidikan
universitas, secara diam-diam mengalihkan sasarannya.
Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang
mempelajari masayakat buta huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan
perluasan pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah antara pria dan
wanita. Hampir di mana-mana pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan
latihan-latihan teknis. Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi
tantangan-tantangan dalam dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara
tajam pada tingkat yang terbawah.
Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada
pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk
menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat
program persamaan/perimbangan antara laki-laki dan wanita, pedesaan dan kota,
dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan
juga dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara
dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan
dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang
dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di
samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam
membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan penduduk yang cepat menghambat
program-program perluasan pendidikan, juga mengarah pada aptisme di dunia yang
kesulitan untuk mengatasinya.
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I
ayat 8).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang
pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan dasar
diselenggarakan kelompok belajar yang disebut pendidikan prasekolah. Pendidikan
prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru merupakan
kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya dalam keluarga
dengan sekolah.
TINGKAT PENDIDIKAN DASAR
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal
dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar
menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan
yang bersifat dasar yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat.
UU RI No. 20 Tahun 2003 menyatakan dasar dan wajib belajar pada Pasal 6 Ayat 1
bahwa, “Setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar.
TINGKAT PENDIDIKAN
MENENGAH
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah
pendidikan dasar, di selenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau
satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah
berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke
atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun
memasuki lapangan kerja.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum, pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa,
pendidikan menengah kedinasan dan pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20
Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
TINGKAT PENDIDIKAN TINGGI
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan
menengah, yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan
tinggi melaksanakan misi “Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup
tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara
pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional.
Untuk itu dengan tujuan kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka
dan selektif mengikuti perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia
untuk di ambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional.
Untuk dapat mencapai dan kebebasan akademik, melaksanakan misinya, pada lembaga
pendidikan tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan dan
otonomi dalam pengolaan lembaganya.
atuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
di sebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi, institut, dan universitas.
Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggaran
pendidikan terapan dalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan
teknologi dan kesenian tertentu.
Politeknik merupakan perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
Sekolah tinggi ialah perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin
ilmu atau bidang tertentu.
Institut ialah perguruan tinggi terdiri atas sejumlah
fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam
sekelompok disiplin ilmu yang sejenis.
Universitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas
sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalan sejumlah disiplin ilmu tertentu.
Pendidikan yang bersifat akademik dan pendidikan profesional
memusatkan perhatian terutama pada usaha penerusan, pelestarian, dan
pengembangan peradaban, ilmu, dan teknologi, sedangkan pendidikan yang bersifat
profesional memusatkan perhatian pada usaha peradaban serta penerapan ilmu dan
teknologi. Dalam rangka pengembangan diri, bangsa, dan negara.
Output pendidikan tinggi diharapkan dapat mengisi
kebutuhan yang beraneka ragam dalam masyarakat. Dari segi peserta didik
kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat mereka beraneka ragam. Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, maka perguruan tinggi di susun dalam multistrata. Suatu
perguruan tinggi dapat menyelenggarakan gerakan satu strata atau lebih. Strata
dimaksud terdiri dari S0 (non strata) atau program diploma, lama belajarnya 2
tahun (D2) atau tiga tahun (D3), juga program nongelar. S1 (program strata
satu), lama belajarnya empat tahun, dengan gelar sarjana, S2 (Program strata
dua) atau program pasca sarjana, lama belajarnya dua tahun sesudah S1, dengan
gelar magister, S3 (program strata tiga atau program doctor), lama belajarnya
tiga tahun sesudah S2, dengan gelar doktor.
Program diploma atau program nongelar memberi tekanan
pada aspek praktis profesional sedangkan program gelar memberi tekanan pada
aspek ataupun aspek akademik profesional.
Disamping program diploma dan program sarjana, pendidikan
tinggi (dalam hal ini LPTK atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat
juga menyelenggarakan program Akta mengajar yaitu Akta III, Akta IV, dan Akta
V. Program ini diadakan untuk melayani kebutuhan akan tenaga mengajar di satu
sisi dan pada sisi yang lain untuk melindungi profesi guru (tenaga
kependidikan). Dengan ini dimaksudkan bahwa seorang hanya dianggap sah
memiliki kewenangan mengajar jika memiliki sertifikat atau akta mengajar,
Program Akta Mengajar merupakan program paket kependidikan sebesar 20 SKS atau
untuk lama studi satu semester (6 bulan) bagi masing-masing jenjang Akta.
D.
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN
LINGKUNGAN HIDUP
Pertumbuhan penduduk adalah
perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor -
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan
perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi
masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah
mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang
itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan
kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.
Dalam dalam masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Dalam dalam masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.
Untuk menjamin kesehatan bagi
semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya
penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi
dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat,
diperlukan untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan
manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah
kesehatan.
Seperti semua makhluk hidup,
manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan
kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatanlah yang rugi apabila
lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air,
sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya
sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata.
Kesehatanlah yang rugi apabila
orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah- seperti
binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau supir-supir
yang mabuk.
E. PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN KELAPARAN
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang
paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional untuk
menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak
akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini
bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara,
khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen
WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu. Kendati tujuan pertama mengurangi
kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang mengatatasi
masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang yang
kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan
47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut. Proporsi anak berusia lima
tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan
timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003,
sementara hampir tidak berubah (32 persen). Lebih dari separuh anak-anak di
Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang
tahun 2003 tetap sepertiga. “Meningkatnya pertambahan penduduk dan
produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di
kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu.
Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalagan penduduk
yang tidak memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit
untuk memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia. Tidak ada satupun
negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak.
Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang
menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000
kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000
kelahiran hidup.
“Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga
akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan
mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu. Berdasarkan kecenderungan
sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak
berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi sekitar
seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang
telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang
mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya. WHO memperkirakan 504.000 dan
528.000 kematian dalam setahun karena komplikasi dalam kehamilan dan kelahiran
terjadi di Surabaya
Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia
tersebut, diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika semua
itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua.
Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB,
Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf
diperlukan peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050.
Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana
terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar. Jumlah penduduk dunia yang
mengalami kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat
dari kenaikan harga pangan dan krisis energi.
F. KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN
Pertumbuhan penduduk yang semakin
cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan hingga pendidikan. Denga adanya pertumbuhan
aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup
dari homogen menjadi kompleks. Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai
kelebihan dalam kehidupannya. Mansia dapat memanfaatkan dang mengembangkan akal
budinya
Akibat dari perkembangan
kebudayaan ini, telah mengubah cara berfikir manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahsan ini, akan ditelaah
mengenai pertumbuuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya
pranata-pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.
Pertumbuhan penduduk merupakan
salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan maalah
penduduk khususnya. Karena disamping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi
penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah
atau negara bahkan dunia. Misal: dengan bertambahnya penduduk berarti pula
harus bertambah pula persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja,
jumlah gedung sekolah dan sebagainya.
Disamping itu apabila pertambahan
penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas di atas akan
menimbulkan masalah-masalah. Misalnya akan bertambah tingginya angka
pengangguran, semakin meningkatnya tingkat kemiskinan, banyak anak usia sekolah
yang tidak tertampung sehingga timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas
lain. Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang
berkembang ialah kemiskinan beserta saudara kembarnya, yaitu keterbelakangan.
Kemiskinan dan keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya
dua hal itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak
negative terhadap lingkungan.
Kemiskinan dan keterbelakangan
begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu
pengertian, maka digunakan satu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah
terkait pengertian keterbelakangan. Dampak kemiskinan terhadap orang-orang
miskin sendiri dan terhadap lingkungannya, baik lingkungan social maupun
lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang miskin tidak
mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi
keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social tampakmengalirnya
penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya
antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting, gelandangan,
pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di
gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.
Sebab-sebab kemiskinan yang pokok
bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya
ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan
kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang
relatif berlebihan. Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman
utamanya mencakup:
a. Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran tentang kurangnya
penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar